Sabtu, 02 Juli 2011

fisiologi (darah dan cairan tubuh)

DARAH DAN CAIRAN TUBUH

OLEH

DYAH AYU SISMAMI

0809005041

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2008

ZALIR (ZAT MENGALIR) TUBUH

Air beserta unsur-unsur di dalamnya yang diperlukan untuk fungsi sel disebut zalir tubuh dan zalir ini sebagian berada di dalam (intra seluler) dan sebagian lagi di luar sel (ekstra seluler). Air menyusun 2/3 massa tubuh hewan. Kandungan air tubuh hewan bervariasi dan dipengaruhi oleh umur dan jumlah lemak dalam jaringan. Kandungan air tubuh hewan dewasa yang bebas lemak secara relatif sekitar 71-73% dari berat badan. Zalir tubuh total dapat diukur dengan mempergunakan deuterium oxida, tritium oxida dan antipyrine.

Zalir extracellulair atau zalir interstisial dapat diperkirakan banyaknya dengan mempergunakan thiocyanate, thiosulfate dan garam-garam natrium radioaktif. Dari data yang telah dipublikasikan dapat disimpulkan bahwa kira-kira 1/3 dari zalir tubuh total adalah zalir extracellulair (17-30% berat badan), zalir ini merupakan medium tempat sel hidup. Sel menerima garam, makanan serta oksigen dan mele­paskan semua hasil buangan ke dalam zalir itu juga. Plasma darah merupakan 5% dari berat badan dan merupakan sistem transport yang melayani semua sel melalui medium zalir extracelluair. Plasma darah dan zalir intertisial (15% dari berat badan) merupakan zalir extracellulair. Zalir interstisial terdiri atas zalir jaringan dan lymphe (getah bening). Sekitar 40-50% dari berat badan merupakan zalir intracellu­lair, letaknya di dalam sel dan mengandung elektrolit serta sebagian besar kalium dan fosfat, dan bahan makanan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim dalam sel adalah konstan, memecah dan membangun kembali sebagaimana dalam semua metabolisme untuk mempertahankan keseimbangan (homeostasis). Zalir interstisial mengandung elektrolit serta sebagian besar natrium.

Darah

Darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas plasma darah (zalir tubuh intersellulair, 55%) dan di dalamnya terdapat sel-sel darah (unsur padat, 45%). Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan. Darah mempunyai berbagai fungsi, yang terpenting di antaranya adalah :

1. Sebagai bagian dari sistem transport dalam tubuh.

2. Membantu mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, sehingga kadar air tubuh tidak terlalu tinggi/rendah.

3. Membantu mempertahankan temperatur tubuh, karena darah mempunyai panas spesifik yang tinggi.

4. Mengatur konsentrasi ion hydrogen dalam tubuh (keseimbangan asam dan basa).

5. Membantu pertahanan tubuh terhadap mikro-organisme, terutama oleh leucocyte (butir darah putih).

Komposisi darah

Darah adalah zalir kompleks yang mengandung beberapa zat. Secara makroskopis atau dengan penglihatan mata biasa, maka darah terlihat sebagai zalir yang homogen atau merata dan berwarna merah. Tetapi secara mikroskopis darah itu terdiri dari 2 bagian yaitu :

1. Bagian yang cair disebut dengan zalir darah atau plasma darah, yang kurang lebih berjumlah 55-60% dari seluruh volume darah.

2. Sel atau butir darah yang merupakan bagian yang padat dari darah, terdiri dari :

a. sel darah merah (erythrocyte)

b. sel darah putih (leucocyte)

c. keping darah (thrombocyte)

. Warna merah dari darah disebabkan oleh erythrocyte dan bukan karena plasma darahnya, plasma darah tersebut berwarna kuning sampai tidak berwarna. Warna kuning plasma terutama disebabkan karena adanya pigment bilirubin, walaupun caro­tene juga ikut berpengaruh. Warna itu tergantung pada jumlah plasma darah yang diperiksa dan tergantung pada spesies hewannya. Puasa menye­babkan meningkatnya level bilirubin plasma, kemudian menurun kembali bila kuda tersebut diberi makan.Volume butir darah lebih kecil daripada volume plasma. Kalau tubuh mengalami perlukaan maka darah akan keluar. Darah tersebut kemudian akan menggumpal. Sesudah menggumpal maka terjadi pengkerutan. Karena terjadi pengkerutan itu maka darah seakan-akan diperas, sehingga keluarlah cairan yang berwarna jernih. Cairan ini disebut serum darah. Jadi dapat ditetapkan bahwa serum itu adalah cairan dari darah setelah penggumpalan (koagulasi) sedang plasma adalah zalir darah sebelum terjadi penggumpalan darah. Plasma darah bisa diperoleh dengan menambah zat anti penggumpalan darah (anti- koagulans) pada darah. Karena butir-butir darah lebih berat daripada plasmanya maka lama kelamaan butir-butir darah akan mengendap di bawah dan di bagian atasnya terdapatlah plasma darah.

Reaksi Darah

Yang dimaksud dengan reaksi darah adalah reaksi plasma darah thd kandumgan gasnya, terutama sekali gas CO2. Reaksi dalam keadaan ini berkisar dari alkalis sampai ke netral. Myers melaporkan bahwa pH darah pada pelbagai mahkluk berbeda-beda yaitu :

manusia : berkisar antara 7,35 - 7,43; kuda : 7,20 - 7,55; sapi : 7,35 - 7,50; ayam : rata-rata pHnya 7,56.

. Di bawah kondisi biasa ratio ini kira-kira 1/20. Bila asam-asam kuat seperti misalnya asam laktat, asam fosfat, asam sulfat dan asam urat (uric acid) masuk ke dalam jaringan dan akhirnya ke darah mereka akan dipecah/diubah oleh bikarbo­nat. Misalnya : NaHCO3 + as. laktat ÚNa laktat + H2CO3. Garam yang terbentuk itu akan dikeluarkan oleh ginjal dan asam karbonatnya dengan melalui pembentukan CO2 akan dike­luarkan melalui paru-paru.

Cadangan alkali

Karena bikarbonat dalam darah dan dalam zalir jaringan begitu penting dalam pengaturan reaksinya, dan karena kan­dungan bikarbonat dalam darah menunjukkan reserve alkali yang tersedia dalam tubuh, maka kandungan bikarbonat itu dinyatakan sebagai reserve alkali. Secara konvensional ini dinyatakan sebagai persentase volume CO2 yang bisa dipero­leh/diamati dari sample plasma darah bila berada dalam kondisi tercegah dari kehilangan CO2nya. Kandungan CO2 darah sapi bervariasi terbalik dengan temperatur lingkungannya.

Acidosis dan alkalosis

Pengurangan abnormal dari reserve alkali dalam darah terli­hat dalam kondisi yang disebut sebagai "Acidosis". Hal ini bisa dibuat secara percobaan dengan jalan memberi makan atau menyuntikkan asam, dan pada beberapa species hewan dengan jalan melaparkan sekali. Pada keadaan diabetes pada manusia dan ketosis pada ruminansia (acetonemia sapi) bisa terjadi acidosis terutama sekali sebagai akibat dari akumulasi (pengumpulan) asam (hydroxy butyric acid dan aceto-acetic acid).Peningkatan abnormal dari reserve alkali dalam darah, terli­hat dalam keadaan yang disebut alkalosis. Hal ini bisa ditimbulkan dengan jalan memberi makan atau menyuntikkan alkali dan ini akan menimbulkan keadaan klinis yang disertai dengan meningkatnya pelepasan asam atau meningkatnya reaksi alkali.

Berat jenis

Berat jenis erythrocyte lebih besar daripada leukocyte dan berat jenis leukocyte lebih besar daripada plasma darahnya. Karenanya pada darah yang telah ditambahi zat anti koagulans butir-butir darah merah mengendap di bawah, sedang plasma darah terdapat di bagian atas dab butir-butir darah putih terletak di bagian tengah. Berat jenis darah beberapa spe­cies hewan : bisa dibaca pada buku Dukes' Physiology of Domestic Animals.

Butir darah merah (erythrocyte)

Butir darah merah mammalia tidak berinti. Dalam aliran darah mereka umumnya kelihatan berbentuk cakram bikonkaf. Butir darah merah kebanyakan hewan di bawah mammalia mempunyai

bentuk elliptis dan mempunyai banyak inti (nucleus). Ery­throcyte mammalia itu bila dimasukkan ke dalam larutan garam yang sangat lemah akan berubah bentuk bikonkafnya menjadi bentuk spheris (bulat seperti bola). Bila ditempatkan dalam larutan garam kuat akan mengkerut/mengkeriput.

a. Struktur Erythrocyte

Pengetahuan tentang struktur erythrocyte masih belum pasti. Beberapa peneliti berpendapat bahwa erythrocyte terdiri dari stroma yang seperti spons dengan endapan hemoglobin di sela-selanya. Pendapat lain menyatakan bahwa erythrocyte adalah sebuah gelembung yang membrananya mengelilingi satu massa yang bersifat zalir. Yang lain berpendapat bahwa erythrocyte adalah satu balon yang mengandung stroma elastis dan haemo­globin, serta dikelilingi kondensasi (pengentalan) lipid protein yang bertindak sebagai membrana. Erythrocyte itu lembut dan dapat ditekan/ dimampatkan. Oleh karenanya ery­throcyte bisa melewati kapiler darah yang diameternya lebih kecil daripada diameter erythrocyte, tetapi hal ini sering menyebabkan terjadinya trauma pada erythrocyte.

b. Ukuran erythrocyte

Rata-rata diameter erythrocyte (micron) pada hewan ternak dan manusia adalah sebagai berikut :

Kuda : 5,6

Babi : 6,2

Keledai : 5,3

Anjing : 7,3

Lembu : 5,6

Kucing : 6,5

Biri-biri : 5,0

Kambing : 4,1

Manusia : 7,5

c. Jumlah erythrocyte

Jumlah erythrocyte ditentukan dalam tiap mm3 darah. Jumlah erythrocyte dalam darah hewan ternak dan manusia adalah sebagai berikut :

Mahluk Jumlah (juta/mm3 darah)

Kucing 6 - 8

Sapi 6 - 8

Ayam 2,5 - 3,2

Anjing 6 - 8

Kambing 13 - 14

Babi 6 - 8

Mahluk Jumlah (juta/mm3 darah)

Merpati 3,5 - 4,5

Kuda (darah panas) 9 - 12

Kuda (darah dingin) 7 - 10

Kelinci 5,5 - 6,5

Biri-biri 10 - 13

Laki-laki 5 - 6

Perempuan 4 - 5

Faktor-faktor yang menyebabkan variasi intra-species/intra-individual tersebut adalah umur, sex/jenis kelamin, latihan, makanan dan iklim. Kuda berdarah panas mempunyai jumlah erythrocyte dan kandungan haemoglobin yang nyata lebih tinggi dari pada kuda berdarah dingin. Diperkirakan jumlah erythrocyte dan kandungan Hb merupakan sifat genetis kuda berdarah panas itu. Jumlah erythrocyte tersebut bisa dihitung dengan memakai alat haemocytometer.

d. Komposisi Erythrocyte

Erythrocyte berbagai species mengandung 62 - 72 gram air per 100 ml sel. Bagian padat erythrocyte terdiri atas pigment haemoglobin ( 95%) dan stroma. Stroma terdiri atas protein, lipid (lecithin, cholesterol dan cephalin) dan zat-zat anorganik.

e. Haemolysis

Haemolysis adalah keadaan keluarnya Hb dari erythrocyte, sehingga Hb berada bebas dalam plasma atau dalam medium di sekeliling erythrocyte tersebut. Agar darah merah tetap utuh, maka harus ada dalam lingkungan bertekanan osmose yang sama dengan plasma darah. Bila tekanan osmose plasma darah lebih rendah daripada tekanan osmose sel darah merah, terja­dilah hemolisis.Terdapat beberapa cara untuk menimbulkan haemolysis yaitu :

1. Pembekuan dan pencairan darah secara berganti akan menye­babkan terjadinya haemolysis, karena pecahnya/rusaknya stroma.

2. Penurunan tekanan osmotik plasma.

Hal ini bisa dilakukan dengan menambahkan larutan garam lemah atau air ke dalam darah. Akibatnya akan terjadi masuknya air ke dalam butir darah secara osmosis melalui dindingnya yang semi-permeable. Akibatnya erythrocyte akan menggembung, merenggang membrananya dan akhirnya akan pecah, sehingga Hb terdapat di luar erythrocyte. Dengan demikian terjadi haemolysis. Larutan yang menye­babkan terjadinya haemolysis secara osmosis disebut larutan hypotonis (misalnya larutan NaCl 0-4 %). Larutan yang mengandung erythrocyte tanpa terjadi perubahan osmotik disebut larutan isotonik (tekanan sama dengan tekanan dinding eritrosit, misalnya larutan NaCi 0.55 – 0.9 %). Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi daripada plasma darah adalah larutan hypertonik (misalnya NaCl 2% dan 3%). Larutan ini akan menyebabkan terjadinya perembesan keluar cairan dari dalam erythrocyte dan ini mengakibatkan terjadinya pengerutan (krenasi = crenation) erythrocyte. Larutan isotonik yang paling banyak digunakan dalam fisiologi dikenal sebagai larutan larutan NaCl 0,8%. Tetapi penelitian selanjutnya menyata­kan bahwa larutan isotonis pada berbagai species hewan sedikit berbeda. Misalnya :

Biri-biri : 0,978% NaCl

Sapi : 0,933% NaCl

Kambing : 0,955% NaCl

Kuda : 0,927% NaCl

Manusia : 0,927 - 0,945% NaCl

Umumnya NaCl 0,85% hampir bersifat isotonis terhadap plasma darah mammalia.

3. Pengadukan dan pengocokan darah bisa menyebabkan terjadi­nya haemolysis.

4. Pemanasan darah sampai lebih dari 50 0 C menyebabkan terjadinya haemolysis.

5. Zat-zat ini yang bisa menurunkan tekanan permukaan saponin/sabun, garam empedu) bisa menyebabkan haemoly­sis. Zat-zat ini barangkali bereaksi dengan beberapa penyusun membrana erythrocyte. Juga alkohol, ether, chloroform dan aceton bereaksi seperti itu.

.

f. Hemaglutinasi.

Telah lama diketahui bahwa bila serum darah atau plasma darah seekor hewan dicampur dengan erythrocyte hewan species lain, aglutinasi erythrocyte akan terjadi (penggumpalan). Proses ini disebut sebagai hemaglutinasi (hetero-hemaglutinasi); substansi aktif dari serum/plasma adalah aglutinin, sedang pada erythrocyte adalah aglutinogen. Juga didapatkan bahwa aglutinasi erythrocyte bisa terjadi bila serum dan erythrocyte dari individu-individu species yang sama dicampur. Reaksi ini dikenal sebagai isohemaglutinasi. Persoalan aglutinasi ini terutama sangat penting artinya dalam transfusi darah. Aglutinasi erythrocyte pada aliran darah recipient/pasien akan berakibat fatal. Pada manusia dikenal adanya golongan darah : A, B, AB, dan O. (berdasar­kan atas aglutin dan aglutinogen-nya).

g. Haemoglobin (Hb) :

Haemoglobin atau ferrohemoglobin, pigment butir darah merah terjadi dari bagian pigmen (heme) dan globin yang merupakan protein sederhana (histone). Warna merah haemoglobin itu disebabkan oleh haeme yang merupakan suatu senyawa logam dengan adanya atom besi pada pusat molekul porphyrin. Haeme adalah substansi pigment ferrous-porphyrin dengan formulanya C34H32N4FeOH, dan membentuk 5% dari pigment Hb. Pigment ini juga dikenal sebagai hematin atau protohematin, terdapat baik pada pigment hewan atau tumbuh-tumbuhan. Kombinasi dari haeme dengan globin otot daging akan membentuk haemoglobin otot daging atau myohaemoglobin (mioglobin).Haemoglobin terdapat dalam darah semua mammalia dan pada beberapa hewan jauh di bawah mammalia, tetapi hemoglobin bukanlah senyawa yang identik. Ada variasi haemoglobin dalam individu (tipe foetus dan dewasa) dan variasi di antara species. Perbedaannya terletak dalam bagian globin dari molekul Hb-nya itu, sedangkan haeme tidak berbeda komposisi­nya baik pada hewan atau pada tumbuh-tumbuhan. Bukti bahwa­sanya Hb pada hewan yang berbeda adalah tidak identik bisa dilihat dari :

a. Crystallography dari Hb tidak sama.

Reichert dan Brown menunjukkan bahwa Hb semua species hewan yang diselidiki itu bisa dikristalkan, biasanya sebagai oxy-Hb, tetapi gampangnya dikristalkan, bentuk dan ukuran kristalnya dan faktor lainnya sangat bervaria­si.

b. Spektra absorbsi dari Hb yang berbeda adalah tidak identik.

Bila cahaya putih enembus/melewati larutan Hb, maka panjang gelombang cahaya tertentu akan diabsorpsi. Spektrum yang timbul disebut spektrum absorbsi dan daerah absorbsinya dikenal sebagai pita absorbsi. Hal ini bisa diketahui dengan memeriksanya memakai spectroscope. Bila cahaya putih diperiksa spektroscopis suatu seri warna akan didapatkan yaitu : merah, oranye, hijau, biru, violet, dan indigo (nila). Bila cahaya atau sinar mata­hari diperiksa garis vertikal yang hitam dijumpai pada tempat tertentu dari spektrumnya itu. Ini dikenal sebagai Fraunhofer" dan dinyatakan dengan A, B, C, D, dan seterusnya. Pita absorbsi dengan ukuran, keadaan dan posisi tertentu dihasilkan oleh larutan haemoglobin dan derivatnya dengan konsentrasi tertentu. Oleh karena itu pemeriksaan spektroscopis berguna untuk mengidentifikasi pigment tersebut dalam larutan.. Larutan Oxy-Hb akan memperlihatkan 2 pita absorbsi di antara garis D dan E, pita yang di kiri lebih sempit daripada yang di kanan. Sedangkan Carboxy-Hb menunjukkan 2 pita absorbsi yang sama posisi dan ukurannya dengan pita absorbsi dari oxy-Hb, tetapi bila ditambah dengan zat pereduksi (amonium sulfida) pita absorbsinya bisa dibedakan, hanya ada 1 pita yang mulai di kiri garis D sampai mendekati garis E pada oxy-Hb, sedang pada karboxi-Hb tetap 2 pita..

c. Komposisi kimia dari bagian globin tidak sama,

Disebabkan oleh perbedaan kandungan asam aminonya. Perbedaan species yang karakteristik telah diketemukan dalam hal ratio dari methionine dengan cystine.

h. Jumlah Hemoglobin

Jumlah Hb dinyatakan dengan gram per 100 ml darah (gr%). Pada classis mammalia, kandungan Hb nya berkisar dari 10-16 gram per 100 cc darah. Kandungan Hb beberapa species hewan adalah sebagai berikut :

- Kuda : 11,3 gram/100 cc darah

- Sapi : 12,03 gram/100 cc darah

- Kambing : 10,9 gram/100 cc darah

- Kucing : 10,49 gram/100 cc darah

- Biri-biri : 11,18 gram/100 cc darah

- Kelinci : 11,9 gram/100 cc darah

- Ayam jantan : 13,5 gram/100 cc darah

- Ayam betina : 9,8 gram/100 cc darah

- Merpati : 15,34 gram/100 cc darah

- Manusia laki : 16,92 gram/100 cc darah

- Manusia perm : 15,53 gram/100 cc darah

- Kalkun : 10,5 gram/100 cc darah

J umlah Hb dalam darah dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain umur, jenis kelamin/sex, musim, kebiasaan hidup species hewannya, dan penyakit.

Kandungan Hb darah bisa ditentukan dengan memakai alat hemoglobinometer/hemometer. Dalam perhitungan itu karena jumlah absolute dari Hb dinyatakan dengan 100% dan skala dari alat-alat berbeda, hasilnya akan bervariasi dengan sangat besar, maka disarankan agar semua nilai Hb dinyatakan dalam gram/100 cc dan semua hemoglobinometer dibakukan dengan methode yang sama. Mammalia normal mengandung Hb sekitar 13-15 gram/100 ml.

Butir darah putih (Leucocyte)

Leucocyte jauh lebih sedikit jumlahnya daripada erythrocyte. Beberapa klassifikasi butir darah putih telah diajukan, tetapi perbedaannya terutama sekali adalah dalam hal nomenklaturnya. Klassifikasi sebagai berikut ini adalah klassifikasi leucocyte untuk kebanyakan darah mammalia.

a. Lymphocyte :

terdapat relatif dalam jumlah cukup banyak dalam darah kebanyakan species hewan piara dan ternak. Dibentuk dalam jaringan lymphoid (nodus lymphaticus, limpa, dll). Lymphocyte menghasilkan antikorpora dan mengikat toxin, mereka tidak mempunyai kemampuan untuk engadakan phagocyto­sis. Mereka mempunyai gerakan amoeboid.

b. Monocyte :

disebut sebagai sel transisional dan merupakan leucocyte mononuclear yang besar. Terdapat dalam darah dalam jumlah yang terbatas. Sel ini besar dan mempunyai nucleus tunggal. Mempunyai pergerakan yang baik, dan aktif mengada­kan phagocytosis. Asalnya dari sel-sel SRE (Sistem Reticulo Endothelial).

c. Neutrofil

Dari leucocyte granulair, neutrofil terdapat paling banyak dalam darah manusia dan kebanyakan hewan. Mempunyai granula dalam cytoplasmanya yang bisa diwarnai dengan pengecatan yang bersifat neutral. Intinya mempunyai lobi atau segment. Sel yang mempunyai inti yang sederhana dianggap masih muda, sedangkan sel yang mempunyai inti polymorph lebih tua umur­nya. Terdapat hubungan antara keadaan patologis tertentu dengan derajat aktivitas pembentukan granulocyte. Neutrophil mampu mengadakan pergerakan amoeboid, aktif memphagocytosis dan menunjukkan peningkatan jumlah yang cepat dalam keadaan infeksi bakteri. Sel ini juga disebut sebagai first line of defense (garis pertahanan pertama). Terbentuk dalam sumsum tulang.

d. Eosinophil :

merupakan sel yang besar dan mengandung granula (merah pada cat Giemsa) dalam cytoplasmanya; yang bisa dicat dengan pewarnaan yang bersifat asam dan intinya bergelambir dua polymorph . Jumlahnya dalam darah normal kebanyakan hewan sedikit dan meningkat pada kasus alergi akut, infeksi parasit, bakteri, ragi, dan Ag-Ab. Sel ini mengandung histaminase dan dapat melepaskan serotonin,serta mempunyai sifat non-phagocytosis. Dibuat dalam sumsum tulang.

e. Basophil

mempunyai granula cytoplasma yang bisa dicat dengan pewarnaan yang bersifat alkalis (warna biru keunguan). Terdapat dalam darah normal dalam jumlah yang sedikit, mempunyai sedikit atau tidak daya phagocytosis. Mempunyai fungsi terhadap reaksi hipersensitifitas (alergi), metabolisme lemak, mempunyai reseptor IgE dan IgG, mengandung heparin, histamin, asam hialuron, kondroitin, dan serotonin. Dibuat dalam sumsum tulang.

Umur leucocyte

Mengukur umur leucocyte tidak semudah mengukur umur erythro­cyte. Darah mengantarkan leucocyte ke tempatnya beraksi yang extravasculair. Berapa lama sel-sel ini hidup dalam jaringan sukar ditentukan. Lymphocyte mempunyai kemampuan membentuk macrophage (histiocyte) yang tetap dan sel plasma. Sel-sel ini mencaplok zat-zat antigen dan membentuk antigen-globu­lin.

Sel leukosit

Life span (umur)

Neutrofil

5 hari

Eosinofil

3 - 5 hari

Basofil

-

Limfosit

1 - 4 hari atau sampai 29 bulan

monosit

Jumlah Leucocyte

Leucocyte dihitung per mm3 darah. Jumlah leucocyte dari beberapa species hewan bisa dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Species Jumlah per mm3 lymphocyt mono Neutro Eosino basophil

% % % % %

Kuda 10300 38 4 54 4 1

Sapi 7900 64 10 21 5 1

Anjing 13600 25 8 57 10 1

Biri-biri 7440 48 6 42 4 1

Kambing 8940 48 5 45 1,5 1

Kelinci 8910 63 1 31 2 2

Manusia 5500 23 7 67 3 1

Jumlah leucocyte tergantung pada variasi fisiologis dan pathologis. Peningkatan jumlah leucocyte (secara pathologis) disebut leucocytosis sedangkan penurunan jumlahnya disebut leucopenia. Pada equine influenza terjadi leucocytosis yang didominasi oleh neutrocytosis. Kolera babi (Hog Cholera) disertai dengan leucopenia. Pada penyakit virus yang menyerang kucing yang dikenal sebagai panleucopenia terjadi penurunan jumlah semua elemen cellulair darah, tetapi penurunan jumlah yang terbesar terjadi pada leucocyte. Leucocytosis yang fisiologis bisa disebabkan karena waktu, hari, makanan, latihan, epinephrine (adrenaline), anesthesia ether dan kondisi stress lainnya. Setelah latihan bisa terjadi neutrophilia. Biasanya epinephrine menyebabkan meningkatnya lymphocyte, neutrophil dan eosinopenia.

Thrombocyte

Thrombocyte merupakan keping-keping kecil yang tidak berwarna dan berbentuk bulat atau seperti batang dengan diameter hanya 2-4 micron, tetapi pada ayam 3-5 micron dengan panjang 7-10 micron dengan sebuah nucleus bulat di tengahnya. Thrombocyte dibuat dalam hati, limpa dan sumsum tulang ketika masih foetus. Pada mammalia dewasa sumsum tulang adalah tempat utama pembuatan thrombocyte. Thrombo­cyte berasal dari pembelahan cytoplasma sel raksasa (mega­-karyocyte) yang terdapat dalam sumsum tulang. Telah diketa­hui bahwa beberapa mammalia domestik mempunyai thrombocyte dalam darahnya sejumlah 450.000 - 150.000 per mm3 darah. Jumlahnya pada ayam biasanya berkisar dari 25.000 - 40.000/mm3. Kelihatannya terdapat variasi antara hewan muda dengan hewan dewasa pada beberapa species hewan. Domba dan sapi yang masih muda mempunyai lebih banyak thrombocyte daripada yang dewasa, sedangkan anjing muda mempunyai lebih sedikit. Thrombocyte pada babi biasanya berjumlah 350.000 + 150.000. Babi muda mempunyai lebih sedikit daripada babi tua. Umur thrombocyte relatif pendek, diperkirakan lamanya hidup dalam sirkulasi darah 8 - 11 hari. Thrombocyte mempun­yai beberapa fungsi dalam tubuh hewan. Fungsi utamanya adalah mencegah terjadinya haemorrhagia bila terjadi perlu­kaan. Selama proses koagulasi darah, thrombocyte menjadi sangat aktif dan dapat menghasilkan enzyme thrombokinase (thromboplastin) yang sangat berguna dalam proses koagulasi darah tersebut. Pada keadaan thrombocytopenia jumlah throm­bocyte akan menurun, terjadi gangguan koagulasi darah, sehingga perdarahan akan berlangsung sangat lama. Jadi thrombocyte penting dalam haemostasis dan thrombosis (peng­gumpalan darah dalam pembuluh darah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar