Sabtu, 02 Juli 2011

fisiologi (FREKUENSI NAFAS, PULSUS, DAN SUHU TUBUH)

I. PENDAHULUAN

FREKUENSI NAFAS, PULSUS, DAN SUHU TUBUH

Maksud dan tujuan

Untuk mengetahui data fisiologis sapi tentang frekuensi nafas, pulsus, dan suhu tubuh pada waktu pagi dan siang hari

Dasar teori

Mahkluk termasuk sapi akan beradaptasi dengan lingkungannya, apabila terjadi perubahan lingkungan, sapi akan menyesuaikan dirinya dalam rangka tanggap tubuh, misalnya melalui peningkatan frekuensi nafas, pulsus (detak jantung) ataupun dengan thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh, mis. berkeringat dll).

II.Materi dan metode

Materi

- Sapi - pencatat waktu

- termometer - vaselin

Metode

Metode langsung

Tata kerja

1. Dicari 3 sapi pengamatan dan ditentukan nama pemilik, alamat, jenis kelamin, dan umur sapi.

2. Diukur frekuensi nafas, pulsus (detak jantung) dan suhu tubuh pada pagi (jam 07.00 dan siang 14.00 wita)

3. a. Pengukuran nafas dilakukan dengan cara mendekatkan punggung telapak tangan di depan nasal (hidung) sambil memperhatikan gerak otot dada. Dihitung frek/menit.

b. Pengukuran pulsus dilakukan dengan cara memegang bagian pangkal ekor sisi bawah (sisi ventral), atau menekan pada ar. fascialis (di lakukan mandibula) dengan ibu jari atau telunjuk. Dihitung pulsus/menit.

c. Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan cara memasukkan termometer ke anus sedalam kira-kira ½ bagiannya. Diolesi dulu anus dengan vaselin. Ditunggu kira-kira 10 menit, diambil dan dibaca temperaturnya (derajat C).

III. HASIL PENGAMATAN

No

Pemilik

Alamat

Jenis

Sex

Umur

Pagi

Siang

N

P

S

N

P

S

1.

Balai Karantina

Sapi Bali

Jantan

3 tahun

4 bulan

28

40

34

30

45

38,7

2.

Balai Karantina

Sapi Bali

Betina

3,5 thn

25

46

35,7

30

48

40

3.

Balai Karantina

Sapi Bali

Jantan

3 thn,

9 bulan

40

49

37

42

53

38,2

Rata-rata

3,5 thn

31

45

35,6

34

48,7

39

Keterangan : N = Nafas P = Pulsus S = Suhu


IV. BAHASAN

Praktikum ini memberikan gambaran bagaimana cara sapi beradaptasi dengan lingkungannya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan 2 sapi yang akan digunakan sebagai pengamatan. Tentukan jenis kelaminnya, umurnya dan pemilik sapi tersebut. Setelah itu mulai pengamatannya. Pengamatan dilakukan 2 kali, pertama dilakukan pada pagi hari, karena suhu lingkungan masih dingin. Pengamatan kedua dilakukan pada siang hari, karena suhu lingkungan sudah mulai panas. Dilakukan 2 kali pengamatan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang terjadi pada tubuh sapi.

Pada sapi pertama, pengamatan di pagi hari didapatkan data sebagai berikut : nafas = 19 kali / menit

Pulsus = 46 detak / menit

Suhu = 35,5 oC

Pada sapi kedua, pengamatan di pagi hari didapatkan data sebagai berikut :

Nafas = 21 kali / menit

Pulsus = 50 detak / menit

Suhu = 37 oC

Pada sapi pertama, pengamatan di siang hari didapatkan data sebagai berikut :

Nafas = 29 kali / menit

Pulsus = 56 detak / menit

Suhu = 37,5 oC

Pada sapi kedua, pengamatan di siang hari didapatkan data sebagai berikut :

Nafas = 30 kali / menit

Pulsus = 60 detak / menit

Suhu = 38 oC

Dari data tesebut menunjukkan bahwa semakin siang, suhu tubuh sapi semakin meningkat, ini dikarenakan sapi sedang beradaptasi menyesuaikan lingkungan, begitu juga denyut jantungnya semakin cepat. Dan juga nafasnya semakincepat.

Sapi pada suhu dingin menyesuaikan diri dengan mengurangi frekuensi nafasnya agar menjaga suhu tubuh,dan juga tidak terlalu cepat detak jantungnya. Sebaliknya sapi pada suhu tinggi menyesuaikan suhu tubuhnya dengan mengeluarkan suhu tubuh dengan banyak nafas atau mempercepat nafas, dan detak jantungnya. Umur sapi juga mempengaruhi nafas, pulsus, dan suhu. Pada sapi yang lebih tua nafas lebih cepat, detak jantung lebih cepat dan suhu tubuh lebih tinggi.

V. SIMPULAN

Dari hasil praktikum yang didapat, dapat disimpulkan sebagai berikut. Sapi menyesuaikan diri pada suhu dingin dengan mengurangi frekuensi nafasnya agar menjaga suhu tubuh, dan juga tidak terlalu cepat detak jantungnya. Sebaliknya sapi pada suhu tinggi menyesuaikan suhu tubuhnya dengan mengeluarkan suhu tubuh dengan banyak bernafas. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh umur, semakin tua maka frekuensinya akan semakin meningkat pula.

KEPUSTAKAAN

Siswanto. 2009. Bahan Ajar Fisiologi. Laboratorium Fisiologi Universitas udayana. Denpasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar