Selasa, 25 Oktober 2011

ARACNIDA

PENDAHULUAN

Nama dari filum ARTHROPODA (Artropoda) berasal dari bahasa “greek” ARTHROS berarti ruas atau segmen dan PODOS berarti kaki, sehingga tanda karakteristik (menciri) dari filum ini adalah memiliki kaki yang beruas-ruas atau bersegmen.

Rangka luar (eksosekleton) dari Arthropoda dilapisi oleh lapisan kitin yang dibentuk oleh sekresi sel kitogenes dan tidak hanya melapisi bagian luar tubuh, juga melapisi bagian mulut dibagian anterior disebut Stomodaeum dan juga melapisi bagian anus dibagian posterior disebut Proktodaeum. Rangka luar disusun oleh lempeng (pelat, “sclerites”) kitin (terbanyak tersusun oleh senyawa kalsium) membentuk segmen tubuh. Segmen yang terletak disebelah atas (dorsal) disebut Tergum (tergit), dibagian bawah (ventral) disebut Sternum dan samping (lateral) yang menghubungkan antara tergum dan sternum disebut Pleuron. Tergum, Sternum dan Pleuron masing-masing segmen merupakan satu kesatuan yang elastis. Rangka luar secara periodik akan diganti oleh yang baru, setiap penggantian rangka luar disebut Ekdisis (menyilih)

Segmen dari Arthropoda berkumpul membentuk kelompok, kelompok depan membentuk kepala, tengah membentuk torak (dada) dan belakang membentuk abdomen (perut). Pada tubuh Arthropoda memiliki alat tubuh sangat khas yaitu selalu berpasangan dan tersusun oleh beberapa segmen.

  • Pada kepala, pada beberapa jenis ditemukan satu atau dua pasang antena yang berfungsi sensoris. Dibagian bawahnya ditemukan segmen yang mengalami modifikasi menjadi alat-alat untuk makan terdiri dari : maksila, mandibula dan pada beberapa jenis juga memiliki maksilipedes.
  • Torak (dada) ditemukan kaki, dan pada beberapam jenis ditemukan sayap, selain itu pada Arthropoda yang hidup didalam air memiliki beberapa variasi Abdomen yang dapat dipakai untuk membantu pada saat berenang

Ciri bagian dalam yang paling menjolok dari Arthropoda adalah memiliki rongga badan bukan coelum. Didalamnya penuh dengan darah yang mengandung sel disebut Hemocele. Darah merendam semua organ didalam tubuh. Jantungnya merupakan pembuluh darah besar disebelah atas yang dapat memompa darah disebut Pericardium, darah keluar melalui ostea

Organ pernafasan dari arthropoda juga khas, ada beberapa macam antara lain : (a) Insang (Gills, Brachiae) ditemukan pada larva, nimfa dan dewasa spesies yang hidup didalam air, (b) Trachea, merupakan tabung elastis yang tipis, disusun oleh cincin atau spiral kitin. Saluran pernafasan dibagian luar (ekterna) bermuara pada stigmata, hanya dimuliki oleh Insekta, (c) Paru-paru dan (d) Kulit (kuticula), tetutama pada laba-laba dan tungau

Saluran pencernaan berbeda pada setiap kelas, secara umum terdiri dari : Stomodaeum dilapisi oleh kitin, selanjutnya faring, proventrikulus, Mesenteron (usus bagian tengah) dan terakhir Proktodaeum juga dilapisi oleh kitin.

Organ sekresi Arthropoda sangat berbeda diantara kelasnya. Pada Krustacea memiliki sepasang nephridia yang bermuara pada dasar segmnen ke-2 dari antena. Insekta berupa tubulus yang disebut Tubulus malpigi yang terletak melingkar disekeliling saluran pencernaan dan biasanya bermuara pada ujung anterior Proktodaeum. Araknida juga memiliki Tubulus malpigi yang semuanya bermuara pada bagian ujung anterior Proktodaeum, tetapi memiliki tambahan Glandula Koksa yang bermuara pada koksa kaki.

Sistim persarafan dari arthropoda terdiri dari ganglion serebral yang terdapat pada kepala, dilanjutkan dengan syaraf yang melingkar pada commisura oesofageal dan dilanjutkan oleh sepasang saraf ventral yang ditemukan sepanjang sisi ventral tubuh.



Catatan :

Nomenklatur, penentuan spesies Arthropoda berbeda tergantung dari sudut pandang ahli (1) Sistimatika dan (2) Evolusi. Ahli sistimatika manganggap spesies adalah individu kelompok yang jelas berbeda atau dapat dinyatakan berbeda dari kelompok lain , baik morfologi maupun fisiologi dan tidak ada bentuk peralihan diantara keduanya. Sedangkan ahli evolusi menganggap, spesies adalah tahap yang sedang dilewati oleh proses evolusi. Pada bahan ajar ini klasifikasi berdasarkan Soulsby, 1982).


Klasifikasi, Filum arthropoda memiliki 5 kelas yang terpenting diataranya : (1) Krustacea, (2) Myriapoda, (3) Insekta, (4) Araknida dan (5) Pentastomida.

Krustacea

Krustasea termasuk didalamnya udang, kepiting. Kebanyakan hidup didalam air dan bernafas dengan insang. Memiliki 2 pasang antena dan banyak pasang kaki pada torak dan abdomen serta kakinya sering tembus pandang. Kelas krustasea memiliki 2 subkelas (1) Entomostraca, merupakan krustacea kecil, salah satu genusnya : Cyclops, Daphnia (Copepoda). (2) Malacostraca, merupakan udang besar dan tidak begitu penting untuk kedokteran hewan. Kesemuanya tidak begitu penting untuk Kedokteran Hewan

Myriapoda

Tubuhnya tersusun oleh beberapa segmen selain kepala. Kelas Myriapoda kesemuanya tidak begitu penting untuk kedokteran hewan, memiliki 2 Ordo : (1) Diplopoda dengan spesies Millipedes.umumnya vegetarian memiliki 2 pasang kaki dan 8 segmen tubuh, kebanyakan hidup pada hasil panen petani. (2) Chilopoda dengan spesies Centipedes, bersifat carnivora, memiliki satu pasang kaki dan 8 segmen tubuh, biasanya hidup didalam kebun dan juga pada hasil panen petani dan beberapa jenisnya memiliki racun. Kesemuanya tidak begitu penting untuk kedokteran hewan

Araknida

Kelas araknida termasuk : kalajengking, laba-laba, caplak, tungau. diantara spesies sangat banyak terdapat perbedaan struktur. Beberapa diantaranya Caplak dan Tungau penting untuk Kedokteran Hewan

Insekta

Kelas Insekta tubuhnya dapat dibedakan menjadi 3 bagian : kepala ditemukan sepasang antena, Torak tersusun oleh 3 segmen yang memiliki 3 pasang kaki dan beberapa jenisnya ada yang memiliki 2 pasang sayap dan Abdomen tersusun juga oleh beberapa segmen yang jumlahnya bervariasi setiap jenis dan ada yang memiliki beberapa alat tubuh yang mengalami modifikasi untuk tujuan tertentu. Pertukaran udara menggunakan trakea. Beberapa diantaranya penting untuk Kedoteran Hewan

Pentastomida

Kelas ini merupakan cacing lidah, sehingga banyak ahli menuliskan secara sistimatis tidak termasuk kedalam filum arthropoda dan masuk kelas Annelida, tetapi karena stadium larvanya memiliki kaki yang bersegmen, maka ada juga memasukkan kedalam filum arthropoda. Tidak begitu penting untuk Kedokteran Hewan

KELAS

ARACHNIDA = ARAKNIDA

Kelas Arachnida (Araknida), morfologi umumnya Stadium Dewasanya memiliki 8 buah (4 pasang kaki), berbeda dengan kelas Insekta karena stadium dewasanya hanya memiliki 6 buah (3 pasang kaki). Alat Mulut mengalami modifikasi (perubahan bentuk) yang jelas kelihatan (Kelicera, Palpus Maksilaris dan Hipostoma), yang berada diatas Basis Kapituli yang diperuntukkan untuk menghisap, tidak memiliki (Antena, Sayap, Mata Majemuk)

Segmentasi dari tubuh araknida berbeda diantara araknida lainnya. Tubuh Caplak dan Tungau dapat dibedakan berdasarkan cara membaginya, sehingga namanya beragam sesuai dengan ahlinya. Secara umum tubuh artropoda dapat dibagi menjadi 4 bagian, antara lain :

  1. Kapitulum (Gnatosoma), menyerupai kepala, ditemukan alat-alat mulut antara lain : sepasang Kelisera, diantara kelisera ditemukan mulut, sepasang Palpus Maksilaris (Palpus, Pedipalpus), dengan atau tanpa cakar dan sebuah Hipostoma
  2. Propodosoma, daerah pasangan kaki ke-1 dan ke-2
  3. Metasoma, daerah pasangan kaki ke-3 dan ke-4 dan
  4. Opistosoma, merupakan daerah posterior

Pembagian tubuh seperti diatas dalam Levine (1990) juga dapat dibedakan menjadi 4 bagian berdasarkan kelompoknya : antara lain (1) Podosoma, kelompok Propodosoma dan Metasoma, (2) Sefalotorak, kelompok Gnatosoma dan Podosoma, (3) Idiosoma, kelompok Podosoma dan Opistosoma , (4) Pada beberapa tungau seperti Trombiculidae, ditemukan lekuk yang dalam antara Propodosoma dan Metasoma, sehingga seolah-olah tubuh terbagi menjadi 2 bagian. Pada tungau bagian depan (Gtatosoma dengan Propodosoma) disebut Proterosoma dan bagain belakang (Metasoma dengan Opistosoma) disebut Histerosoma.

Larva dari Caplak dan tungau memiliki 6 buah (3 pasang) kaki, sedangkan Nimfa dan Dewasa memiliki 8 buah (4 pasang) kaki. Setiap kaki terdiri dari 6 segmen (dimulai dari tubuh) antara lain : (1) Koksa, (2). Trohanter, (3) Femur, (4). Genu (Patela), (5) Tibia dan (6) Tarsus (terdiri dari sejumlah segmen termasuk Pre-tarsus dengan sepasang cakar atau alat penghisap disebut Petunia atau Karuncula)

Siklus hidup : metamorfose tidak lengkap (sederhana), secara umum adalah sebagai berikut, Telur ditempatkan pada tempat tersembunyi, kemudian telur menetas dan keluarlah Larva berkaki 6 buah, larva mengalami ekdisis (pergantian kulit) dan berkembang menjadi Nimfa dengan 8 kaki dan sangat mirip dengan dewasa tetapi tidak mempunyai organ kelamin, Nimfa mengalami ekdisis untuk terakhir kalinya dan berkembang menjadi Dewasa.

Nomenklatur dan Klasifikasi, kelas araknida memiliki tiga Ordo yang penting antara lain : (1) Acarina (Caplak dan Tungau), (2) Araneida (Laba-Laba) dan (3) Scorpionida (Kalajengking), dari 3 ordo diatas hanya Ordo Acarina yag terpenting yang akan dibahas lebih lanjut







KELAS

ARAKNIDA




Perbedaan Umum

CAPLAK & TUNGAU

CAPLAK

TUNGAU

· Ukurannya besar (makroskopis)

· Tubuhnya tertutup rambut pendek

· Hipostomanya menonjol dan bergigi

· Tektur tubuh tampak keras (kecuali caplak lunak)

· Umumnya berukuran kecil (mikroskopis)

· Tubuhnya tertutup rambut panjang

· Hipostomanya agak tersembunyi & tak bersenjata

· Tektur tubuhnya nampak membranosa

Ordo

ACARINA

Ordo Acarina adalah Caplak & Tungau, memiliki tanda yang menciri (karakteristik), Alat mulut keluar dari Basis Kapituli, yang terdiri dari sepasang Kelisera yang berguna untuk menggunting, sepasang Palpus Maksilaris (Palpus, Pedipalpus) yang berfungsi sensoris dan pada bagian tengah ada Hipostoma. Segmentasi tubuh tidak ada.

Ordo Acarina memiliki 6 sub-ordo antara lain :

1. Nostostigmata (tidak parasitik)

2. Holothyroidea (tidak parasitik)

3. Mesostigmata

4. Ixodoidea

5. Trombidiformes

6. Sarcoptiformes

Dari 6 Sub-ordo seperti diatas, hanya sub ordo (Mesostigmata, Ixodoidea, Trombidiformes dan Sarcoptiformes) yang akan dibahas lebih lanjut

Subordo

MESOSTIGMATA

Subordo Mesostigmata, adalah Tungau yang namanya sesuai dengan kenyataannya memiliki Stigmata (lubang pernafasan) bermuara pada pertengahan tubuh disebelah lateral diantara koksa kaki ke-3 dengan ke-4, stigmata berhubungan dengan Peritrima yang panjang, tidak memiliki alat penghisap genital (“genital sucker”). Selain itu juga biasanya ditemukan Tritosternum, Spesies dari sub ordo ini tubuhnya biasanya dilapisi oleh lempeng berwarna coklat atau coklat gelap.

Klasifikasi, Mesostigmata, memiliki 2 Famili antara lain : (1) Gamasidae : tidak merugikan, karena hidup didalam tanah, lumut, kayu yang membusuk, tumbuh-tuimbuhan atau alas kandang dan (2) Dermanyssidae yang penting untuk kedokteran hewan karena parasitic

FAMILI

DERMANYSSIDAE

Merupakan tungau penghisap darah dan tidak menimbulkan kudis (tungau tidak kudis) pada burung. Dari Famili Dermanyssidae, genus yang terpenting antara lain (1) Dermanyssus dan (2) Ornithonyssus

Genus

DERMANYSSUS

Dermanyssus gallinae, menyebar diseluruh dunia, menginfestasi : ayam, merpati, kenari, burung yang dipelihara didalam sangkar dan burung liar lainnya dan kadang-kadang menggigit manusia. Sering disebut Tungau Merah Ayam “Gadgad” (Bali), “Gurem” (Jawa), karena tungau akan berwarna merah setelah menghisap darah

Tungau memiliki Hipostoma sedikit menonjol melewati tepi tubuhnya, Kelicera dipergunakan untuk menusuk berbentuk pisau panjang, tungau betina panjangnya kira-kira 1 mm atau lebih panjang dan stadium belum dewasanya lebih kecil, memiliki Perisai Dorsal berbentuk hampir segi empat panjang dan jangkauannya terlepas dari ujung posterior, ditemukan rambut seperti bulu (“setae”) pendek, Anusnya terletak dibagian tengah belakang lempeng anal (“anal plate”). Pada permukaan ventral di-temukan perisai genatoventral yang membulat dan perisai anal bentuknya mengarah segitiga, kakinya panjang pada ujungnya ditemukan sepasang cakar, Stigmata ditemukan diantara koksa kaki ke-3 dan ke-4 dan “Peritrima” (celah atau tube yang terrancang progresif) panjang. Bersifat parasit temporer

Siklus hidup, Telur dikeluarkan setelah tungau menghisap darah didalam celah atau retakan tembok kandang atau sarang burung, lebih dari 7 telur setiap kali bertelur, setelah 24 – 48 jam berikutnya telur akan menetas sehingga dari dalam telur akan keluarlah larva berkaki 6, yang tidak menghisap darah tetapi akan mengalami ekdisis dan berkembang menajadi Protoninfa, protonimfa akan menghisap darah dan mengalami ekdisis lagi berkembang menjadi Deutonimfa, Deutonimfa akan menghisap darah dan ekdisis untuk terakhir kalinya menjadi Dewasa. Tungau akan bisa bertahan hidup tanpa menghisap darah selama 4 – 5 bulan

Genus

ORNITHONYSSUS

Ornithonyssus sylviarum, menginfestasi unggas dan beberapa burung. Tungau dewasa tubuhnya memanjang mengarah bulat telur dengan panjang 1 mm. O. sylviarum bisa dibedakan dengan genus lainnya dengan melihat kelisera yang jauh lebih pendek dibandingkan Dermanyssus dan pada ujungnya ditemukan cakar, selain itu bentuk dari lempeng dorsalnya (Skutum), karena setelah 2/3 dari panjangnya tiba-tiba meruncing berbentuk seperti lidah. “setae” pada perisai dorsal ( sama dengan Dermanyssus gallinae) pendek dan ditemukan hanya dua pasang bulu, Anus terletak disebelah anterior pertengahan perisai anal

Sub ordo

IXODOIDEA

Sub ordo Ixodidea adalah Caplak, anggotanya semuanya menghisap darah, Hipostomanya dipersenjatai oleh gigi yang melengkung kebelakang dan Kelisera dipersejatai oleh gigi yang bisa digerakkan. Stigmata ditemukan disebelah ventral caudo-dorsal koksa kaki ke-4

Klasifikasi : Sub-ordo Ixodoidea dapat dibedakan menjadi 2 Famili antara lain : (1) Argasidae (Caplak Lunak) dan (2) Ixodidae (Caplak Keras)

FAMILI

ARGASIDAE

Anggotanya merupakan Caplak Lunak, karena tidak memiliki Skutum (perisai kitin yang bertektur keras), kulit luarnya seringkali berkerut dan tidak betul-betul lunak seperti yang lazim, tetapi sangat kuat. Kapitulum dan alat mulut lainnya terletak pada bagian depan permukaan ventral tubuh dan tidak kelihatan dari sebelah atas, kecuali stadium larva kapitulumnya ada yang melewati tepi tubuhnya. Umumnya tidak memiliki Mata, tetapi beberapa spesies memiliki 2 pasang terletak disamping lipatan suprakoksa kaki. Memiliki sepasang Spirakel terletak pada samping belakang dari koksa kaki ke-3 dan tidak ditemukan pada Larva

Klasifikasi, kira-kira telah teridentifikasi ada 140 spesies, mencakup 4 genus antara lain : (1). Argas, (2) Otobius, (3) Ornithodoros dan (4) Antricola, hanya Genus : (Argas, Otobius dan Ornithodoros) yang terpenting dan akan dibahas lebih lanjut

Genus

ARGAS

Genus Argas ,memiliki kira-kira, 50 spesies, salah satunya Argas persicus, paling umum diantara spesies yang lainnya. Menginfestasi : ayam, kalkun, merpati, bebek, angsa, kenari, burung liar dan juga manusia.

Bentuk tubuhnya oval dengan bagian anterior mengecil, berwarna kuning sampai coklat kemerahan, Kulit luarnya berbungkul-bungkul dan keriput dibagian dorsal, stadium Nimfa dan Dewasa Kapitulum dan Alat Mulut terletak pada bagian ventral anterior tubuh dan tidak kelihatan dengan jelas dari sebelah atas dan berfungsi untuk menghisap darah, tetapi Kapitulum larvanya menonjol melewati tepi tubuhnya, Caplak dewasa berukuran 4 – 10 X 2,5 – 6 mm dan sebelum menghisap darah tebalnya 0,75 mm dan kalau sudah menghisap darah tebalnya mencapai 3 mm. Tepi tubuhnya jelas (runcing). Jenis kelamin dapat dibedakan secara nyata hanya berdasarkan bentuk lubang alat kelamin luar dibagian permukaan ventral agak ke anterior dan berukuran besar pada yang betina dan kecil pada yang jantan, bersifat parasit temporer

Siklus hidup : Telur diletakkan pada celah dinding atau sangkar atau tempat tersembunyi berjumlah 20 – 100 butir, setelah 3 minggu atau lebih telur akan menetas dan keluarlah larva. Larva akan menempel dibawah sayap, paha, leher dan menghisap darah dan setelah 5 – 10 hari kemudian akan jatuh keatas tanah. Setelah jatuh larva akan mengalami ekdisis dan berkembang menjadi Nimfa, selanjutnya nimfa akan bersembunyi pada tempat persembunyiannya dan keluar pada malam hari beberapa saat untuk menghisap darah, 9 hari kemudian akan mengalami ekdisis yang terakhir kali dan berkembang menjadi Dewasa.

Spesies lainnya : (1). A. reflexus menginfestasi merpati, (2) A. Mianensis

Genus

OTOBIUS

Spesies Otobius megnini, terkenal dengan Caplak telinga, hanya stadium Larva dan Nimfa bersifat parasitik, sering menginfeksi telinga : anjing, domba, kuda dan sapi tetapi pernah juga ditemukan menginfestasi : kambing, babi, kucing , manusia, kelinci, kijang dan beberapa hewan liar lainnya

Larva yang sudah menghisap darah berbentuk bulat telur (oval), dan Nimfa tepi tubuhnya mengecil pada pertengahan, dan tepi tubuhnya tumpul, pada kulit luarnya ditemukan bentukan seperti kait (duri) yang tersebar merata, Tubuhnya berwarna biru kehijauan, kakinya berwarna putih , alat mulut dan durinya berwarna kuning pucat. Caplak desawa Tidak bersifat Parasitik.

Siklus hidup : telur diletakkan pada tempat trsembunyi, 3 – 8 minggu kemudia telur akan menetas dan keluarlah larva (dapat hidup tanpa makan selama 2 – 4 bulan), larva dan berpredileksi pada telinga selama 5 – 10 hari sambil menghisap cairan limfe sehingga mencapai ukuran panjang 2 – 3 mm berwarna kuning pucat atau kemerahan berbentuk bulat telur dengan kaki relatif pendek, kemudian akan mengalami ekdisis dan berkembang menjadi Nimfa, nimfa akan menghisap cairan linfe dan akhirnya bersembunyi di tempat tersembunyi dan mengalami ekdisis dan berkembang menjadi dewasa. Caplak dewasa tidak bersifat parasitik.

Spesies lainnya : Otodectes logophilus

Genus

ORNITHODOROS

Kulit luarnya biasanya bergeranul merata dan ditemukan rambut yang tajam, sedangkan durinya lebih jelas dibandingkan Otobius, Kapitulum terletak disebelah ventral dan jauh dari tepi tubuh jika dilihat dari dorsal, Hipostomanya bekembang baik, Mata kadang-kadang ditemukan, berbeda dengan Argas karena Ornithodoros bentuknya oval tetapi tidak pipih pada saat tidak menghisap darah tetapi memanjang dan bagian dorsalnya akan cembung setelah menghisap darah , sehingga tepi tubuhnya tumpul

Spesies : (1). O. turicata, (2). O. parkeri, (3) O. hermsi

FAMILI

IXODIDAE

Caplak Famili Ixodidae adalah Caplak Keras, disebut caplak keras karena memiliki Skutum (perisai dari kitin dengan tektur keras) yang melindungi sebagian besar permukaan dorsal pada Caplak jantan dan hanya melindungi bagian kecil didaerah kepala stadium Larva, Nimfa dan Dewasa betina, sehingga memungkinkan Caplak betina lebih besar dibandingkan yang jantan. Skutum ada yang dilapisi oleh pigmen disebut Ber-ornamen (“Ornata”), tetapi ada juga yang Tidak Ber-ornamen (“Inornata”), Kadang-kadang ditemukan Mata pada tepi samping dari Skutum. Bagian yang menonjol melewati tepi tubuh di bagian anterior disebut Kapitulum (Gnatosoma), termasuk didalamnya alat-alat mulut seperti (Kelisera, Palpus Maksilaris dan Hipostoma), Hipostoma memiliki gigi yang melengkung kebelakang, Stadium dewasa memiliki sepasang Spirakel (Stigmata) (lubang udara pernafasan) yang terletak pada posterolateral (samping belakang) dari koksa kaki ke-4. Tubuh caplak betina memiliki celah marginal (“marginal groove”) diatas skutum posterolateral dan celah median biasanya ditemukan pada kedua jenis kelamin, Beberapa spesies dari Caplak keras pada bagian posterior tubuh ditemukan bentukan Feston yang umumnya berjumlah 11. Pada beberapa jenis Caplak jantan juga ditemukan Perisai ventral dan Perisai Tambahan, Lubang Kelamin bermuara pada bagian ventral bercelah menjadi dua bagian pada tengah-tengahnya, Anusnya terletak posterior

Siklus hidup : Caplak betina bertelur ditempat tersembunyi seperti (bawah batu, bawah gumpalan tanah, celah lantai, celah tembok dsb) dengan jumlah 18.000 butir pada beberapa spesies selama hidupnya. Perkembangan telur sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti (temperatur, kelembaban), Telur akan menetas dan keluarlah larva, larva akan mencari hospes dan menghisap darah, selanjutnya akan mengalami ekdisis dan berkembang menjadi Nimfa. Nimfa juga akan menghisap darah dan mengalami ekdisis untuk terakhir kalinya dan berkembang menjadi Dewasa.

Berdasarkan banyaknya hospes yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya, Siklus Hidup Caplak dapat dibedakan menjadi :

  1. Berumah satu (“one-host ticks), ketiga bentuk belum dewasa menghisap darah hospes yang sama, mengalami dua kali pergantian kulit (ekdisis) pada hospes yang sama
  2. Berumah dua (“two-host ticks”), larva mengisap darah dan mengalami ekdisis pada hospes dan terbentuklah Nimfa, Nimfa akan menghisap darah hospes yang sama, kemudian akan jatuh ke tanah dan mengalami ekdisis pada lingkungan luar dan berkembang menjadi dewasa. Caplak dewasa akan mencari hospes yang baru
  3. Berumah Tiga (“three-host ticks”), berbeda spesies pada setiap stadium belum dewasa. Jatuh setiap kali sehabis menghisap darah dan ekdisis terjadi pada lingkunga luar

KUNCI IDENTIFIKASI GENUS IXODIDAE, menurut Strick’ dkk (1976)

dalam Soulsby, (1982)

1

· Lekuk anal (“anal groove”) mengelilingi anus disebelah anterior (Prostriata) ……………………………………..

· Lekuk anal mengelilingi anus disebelah posterior (Metastriata) pada Boophilus dan Margaropus lengkung anal memudar ….

Ixodes

2

2

· Hypostoma dan Palpus pendek ………………...………

· Hypostoma dan Palpus panjang ………………..………

3

8

3

· Mata, tidak ada …………………………………………

· Mata, ada ………………………………………………

Haemaphysalis

4

4

· Feston, ada ………………………………………………

· Feston, tidak ada …………………….……………….....

5

7

5

· Jantan, koksa kaki ke-4 lebih besar dibandingkan ke-1 dan ke-3, Keping Ventral tidak ada ……………………

· Jantan, pada koksa kaki ke-4 tidak lebih besar dibandingkan ke-1 dan ke-3, Keping Adanal ada, Keping tambahan ada (spesies biasanya skutum tidak berornamen, basis kapituli umumnya bersegi enam disebelah atas) ………………………

6

Rhipicephalus

6

· Skutum berornamen, Basis kapituli bersegi empat disebelah dorsal ……………………………..…………...

· Skutum tidak berornamen, Basis kapituli bersegi enam dengan sudut yang jelas. Koksa kaki ke-4 pada yang jantan memiliki dua duri (“spine”) panjang ……………..

Dermacentor

Rhipicentor

7

· Skutum tidak berornamen, Koksa kaki ke-1 memiliki satu duri pendek. Caplak jantan memiliki perisai median menonjol ke belakang disekitar sisi anus dan memiliki penonjolan keluar disebelah kaudal ketika sudah menghisap darah. Koksa kaki ke-4 pada yang jantan melebar ………………………………..

· Skutum tidak berornamen, koksa kaki ke-1 bergabung (“bifid”), caplak jantan memiliki sepasang perisai adanal dan perisai tambahan dan pada bagian belakang ditemukan penonjolan, Koksa kaki ke-4 biasa………….

Margarophus

Boophylus

8

· Mata, ada ……………………………………………….

· Mata, tidak ada atau mengalami rudimenter, spesies : menginfeksi hospes yang khusus ………………………..

9

Aponomma

9

· Feston tidak ada atau ada, Caplak jantan memiliki sepasang perisai adanal dan dua penonjolan abdominal, perisai tambahan ada atau tidak ada……………………..

· Skutum biasanya berornamen, Feston ada, caplak jantan tidak memiliki perisai adanal, ………………...…………

Hyalomma

Amblyomma

Sumber : Strick’ dkk (1976) dalam Soulsby, (1982)

KUNCI IDENTIFIKASI GENUS CAPLAK IKSODIDA

YANG PENTING (Menurut James & Harwood, 1962)

Dalam Levive, 1990.

1

· Mata, tidak ada …………………………………………

· Mata, ada ………………………………………….……

2

4

2

· Lekuk Anal, didepan anus, Feston, tidak ada …………

· Lekuk Anal, tidak didepan anus, Feston ada ……….…

Ixodes

3

3

· Palpus, segmen ke-2 lebih panjang dibandingkan lebarnya, kebanyakan menginfestasi Reptilia ………….

· Palpus, segmen ke-2 kira-kira sama panjang dibandingkan lebarnya ………………………………….

Aponomma

Haemaphysalis

4

· Alat Mulut, lebih panjang dibandingkan basis kapituli, segmen ke-2 palpus lebih panjang dibandingkan lebarnya ……………

· Alat Mulut, kira-kira sama panjangnya dibandingkan basis kapituli, segmen ke-2 palpus hampir sama panjangnya dibandingkan dengan lebarnya ……………..

5

6

5

· Mata, sub-marginal, yang jantan dengan keping adanal, Skutum tidak berornamen ………………………………

· Mata, marginal, yang jantan tanpa keping adanal, Skutum biasanya berornamen …………………………..

Hyalomma

Amblyomma

6

· Feston, ada ………………………………..…………….

· Feston, tidak ada ……………………………………….

7

8

7

· Jantan, memiliki keping preanal, adanal dan keping tambahan tidak ada, Koksa kaki ke-4 sangat membengkak ……………

· Jantan, tidak memiliki keping preanal, terdapat keping adanal dan keping tambahan, Koksa kaki ke-4 tidak terlalu membengkak ……………………………………..

Margaropus

Boophilus

8

· Skutum bisanya berornamen, Keping Ventral tidak ada …...…

· Skutum tidak berornamen, Keping Ventral kadang-kadang ada atau tidak ……………………………………

Dermacentor

9

9

· Keping Ventral ada pada yang jantan ………………….

· Keping Ventral tidak ada pada kedua jenis kelamin……….…..

Rhipicephalus

10

10

· Basis Kapituli berbentuk segi enam disebelah dorsal ….

· Basis Kapituli segi empat disebelah dorsal …………….

Rhipicentor

Anocentor

Genus

IXODES

Kira-kira telah teridentifikasi 220 spesies, Berbeda dengan genus yang lain, karena memiliki tanda karakteristik yaitu ditemukan Lekuk Anal yang terdapat didepan anus. Segmen ke-2 Palpus maksilaris lebih panjang dibandingkan yang lainnya serta pertemuan segmen ke-2 dengan ke-3 ukurannya bertambah lebar. Skutum tidak berornamen, Mata tidak ada. Koksa kaki ke-1 memiliki taji tunggal panjang tetapi tidak ada celah dalam. Permukaan ventral pada yang jantan dipersenjatai dengan sepasang perisai pregenital, median, anal, epimeral dan adanal, Stigmata pada yang jantan berbentuk oval dan bundar pada yang betina. Tarsus kaki tidak memiliki taji (“spurs). Feston tidak ada.

Lebih dari 200 spesies dari genus Ixodes, identifikasi spesies antara lain : (1). I. recinus, (2). I. persulcatus, (3). I. hexagunus, (4). I. canisuga, (5). I. pilosus, (6). I. rubicundus, (7) I. Holocyclus, (8) I. scapularis, (9) I. cookei, (10) I. pacificus, (11). I. angustus.

Siklus Hidup : Metamorfosis tidak lengkap, berumah tiga.

Genus

BOOPHILUS

Palpus Maksilaris dan Hipostomanya pendek, gepeng bagian dorsal dan lateralnya bergigi, Basis Kapituli bersegi enam disebelah dorsal. Skutum tidak berornamen dan sangat kecil pada yang betina. Mata ada, Koksa kaki ke-1 tidak memiliki taji panjang, pasangan Kaki ke-4 besarnya normal, spirakel bundar atau oval, caplak jantan berukuran kecil, memiliki Perisai Adanal dan Perisai Tambahan, Lengkung anal tidak ada pada caplak betina, ada pada caplak jantan mengelilingi anus disebelah posterior. Feston tidak ada dan kadang-kadang ditemukan penonjolan caudal. Banyak menganggap sinonim dari Margaropus. Tetapi Boophilus dapat dibedakan dengan Margaropus, karena bentuk Palpus dan tidak memiliki Feston. Penting untuk identifikasi : Koksa kaki ke-1 ada taji, banyaknya kolom (lajur) gigi pada Hipostoma dan kehadiran taji dengan “setae” (rambut seperti bulu) pada segmen ke-1 Palpus,

Siklus Hidup : metamorfose tidak lengkap, berinduk semang satu

Spesies : (1) B. annulatus, (2). B. decoloratus, (3). B. microplus, (4) B. calcaratus

Genus

MARGAROPHUS

Genus ini beberapa ahli menganggap sama dengan Boophilus, tetapi dapat dibedakan : dengan mengamati Palpus Maksilaris, caplak jantan ukurannya besar, pasangan kaki ke-4 menyolok menebal dan memiliki lempeng medial, ventral, koksa kaki ke-1 memiliki sebuah duri kecil di bagian posterior

Spesies : (1) M. winthemi, (2) M. Reidi .

Siklus Hidup : berinduk semang dua

Genus

RHIPICEPHALUS

Kira-kira ada 20 species, Hipostoma dan Palpus maksilaris pendek (tidak melebihi basis kapituli), Basis Kapituli berbentuk segi enam disebelah dorsal, Skutum umumnya tidak berornamen, Mata ada. Koksa keki ke-1 memiliki 2 taji (“spurs”) kuat. Caplak jantan memiliki perisai adanal dan biasanya memiliki perisai tambahan, Spirakel berbentuk koma pendek pada yang betina dan panjang pada yang jantan, Lengkung Anal dibelakang anus, Feston ada, umumnya memiliki perpanjangan caudal ketika telah menghisap darah.

Siklus Hidup : Metamorfosis tidak lengkap, berumah dua dan atau tiga

Spesies : (1). R. appendiculatus, (2). R. capensis, (3). R. simus, (4). R. neavei, (5). R. jeanelli, (6). Ayrei, (7). R. pulchellus, (8). R. sanguineus, (9). R. evertsi, (10). R. bursa.

Genus

HAEMAPHYSALIS.

Kira-kira teridentifikasi 150 spesies, Palpus Maksilaris, segmen ke-2 yang biasanya kecil berbentu kerucut melebar ke lateral melampui basis kapituli membentuk sudut lancip, Skutum tidak berornamen, Mata tidak ada. Basis Kapituli berbentuk segi enam ( sama dengan Rhipicephalus dan Boophilus). Koksa kaki ke-1 tidak pecah karena memiliki taji pendek, juga semua koksa memiliki taji, Trohanter pada pasangan kaki ke-1 memiliki penonjolan dorsal. Spirakel pada yang betina berbentuk bulat telur (oval) atau koma dan pada caplak jantan berbentuk oval. Permukaan ventral pada yang jantan tidak memiliki pelat kitin, Lengkung Anal dibelakang anus. Feston ada 11.

Siklus Hidup : Metamorfosis tidak lengkap, berumah tiga

Spesies : (1) H. leachi leachi, (2) laechii muhsani, (3) H. cinabarina punctata, (4) H. leporis palustris, (5). H. chordeilis, (6). H. humerosa, (7). H. longicornis, (8). H. bancrofti, (9). H. prmata.

Genus

DERMACENTOR

Teridentifikasi kira-kira ada 30 spesies, Hypostoma dan Palpus maksilaris relatif pendek (tidak banyak lebih panjang dibandingkan basis kapituli). Basis Kapituli berbentuk segi empat disebelah dorsal, Skutum biasanya berornamen, Mata ada, Koksa kaki ke-4 pada yang jantan sangat besar dibandingkan koksa kaki ke-1 sampai ke-3. Koksa kaki ke-1 terlihat bercabang karena memiliki taji dan juga terlihat pada semua koksa kaki , tidak memiliki perisai pada permukaan ventral tubuh Spirakel berbentuk koma, Feston berjumlah 11. Dermasentor mirip dengan Rhipicephalus karena : memiliki mata dan Feston berjumlah 11, tetapi Basis Kapitulinya berbentuk segi empat.

Siklus Hidup : Metamorfosis tidak lengkap, berumah tiga dan atau satu

Spesies : (1). D. reticulatus, (2). D. marginatus, (3). D. andersoni sinonim D. venustus, (4). D. variabilis, (5). D. nitens, (6) D. albipictus, (7). D. occidentalis, (8). D. nigrolinaetus

Genus

RHIPICENTOR

Genus ini kalau tidak teliti menyerupai Dermacentor, tetapi dapat dibedakan berdasarkan : tidak berornamen, basis kapituli bersegi enam diatas dan bagian lateral bersudut secara jelas dan koksa kaki ke-4 pada jantan memiliki 2 taji (“spurs”) panjang

Spesies : (1). R. bicorinis, (2). R. nuttalli

Genus

ANOCENTOR

Basis Kapituli berbentuk segi empat dibagian dorsal, Skutumnya tidak berornamen, memiliki Mata, tidak memiliki Keping Ventral, Feston berjumlah 7, hanya ada satu jenis : Anocentor nitens (Sinonim Dermacentor nitens)

Genus

AMBLYOMMA

Genusa Amblyomma, kira-kira memiliki 100 spesies, Hipostoma dan Palpus Maksilaris panjang terutama segmen ke-2 palpus 2X lebih panjang dibandingkan yang ke-3, sehingga lebih panjang dibandingkan Basis Kapituli, Skutum biasanya berornamen, Mata ada, caplak Jantan tanpa memiliki perisai ventral, , Feston ada, seluruh ruas kakinya memiliki bercak-bercak putih melingkar dekat dengan ujug setiap segmen, Siklus Hidup : Metamorfosis tidak lengkap, berumah tiga

Spesies : (1) A. habraeum, (2) A. variegatum, (3). A. americanum, (4). A. cajennense, (5). A. maculatum

Genus

HYALOMMA

Teridentifikasi kira-kira 30 spesies, Genus Hyalomma menyerupai Amblyomma, Hipostoma dan Palpus Maksilaris sangat panjang, lebih panjang dibandingkan Basis Kapituli, tetapi segmen ke-2 palpus hampir sama panjang dengan segmen ke-3, Skutum tidak berornamen, sewaktu-waktu berornamen. Mata ada, Jantan memiliki sepasang perisai adanal dan sesekali perisai tambahan. Koksa kaki ke-1 memiliki 2 taji panjang, Umumnya ditemukan sepasang lempeng yang menonjol disebelah perisai adanal, spirakel berbentuk koma pada yang jantan dan mengarah segitiga pada yang betina, Feston bersatu dan tidak teratur sehingga sulit dihitung, setiap ruas kakinya ditemukan bercak-bercak berwarna putih melingkar dekat ujung setiap segmen,

Siklus Hidup : Metamorfosis tidak lengkap, berumah satu, dua dan tiga

Spesies : (1) H. plumbeum plumbeum sinonim H. marginatum, (2). H. exavatum sinonim H. anatolicum, (3) H. dromedarii, (4). H. impressum, (5). H. dentritum mauretanicum

Genus

APONOMMA

Mata rudimenter atau tidak ada, serupa dengan Amblyomma. Spesies dari genus ini kebanyakan mengifestasi reptilia

Sub-ordo

TROMBIDIFORMES

Sistimatika, memiliki 5 Famili antara lain : (1). Trombiculidae, (2) Pediculoididae, (3) Demodicidae, (4) Cheyletidae dan (5). Myobiidae. Dari lima Famili yang ada, hanya Famili Trombiculidae dan Demodicidae yang terpenting :

FAMILI

TROMBICULIDAE

Famili ini adalah tungau tidak kudis, hanya stadium larvanya yang bersifat parasitik, sering disebut Tungau Hutan atau “Chingger mite” atau Tunga penetrans. Biasanya berwarna merah tua, merah kekuningan dan tungau dewasa ukurannya cukup besar. Stadium nimfa dan dewasa adalah hidup bebas, memakan beberapa invertebrata atau tanaman, seluruh tubuh tertutup oleh bulu sehingga tampak sperti beludru

Tungau dewasa tubuhnya memiliki lekuk yang dalam diantra Prodosoma dan Metapodosoma, sehingga kelihatan seolah-olah tubuh terbagi menjadi 2 bagian, bagian anterior dengan 2 pasang kaki depan dan 2 pasang kaki belakang dibagian posterior

Larva berparasit pada beberapa binatang dan manusia, binatang akan terinfestasi pada saat merumput dan manusia jika duduk-duduk dipadang rumput. Hospes alaminya rodensia kecil, air liur dari tungau ini dapat melisiskan kutikula kulit, kemudian dengan “stylostome” berbentuk tabung sehingga cairan jaringan bisa dihisapnya

Genus

TROMBICULA

Larvanya memiliki 3 pasang kaki dan diakhiri masing-masing oleh cakar, alat mulut yang paling jelas terlihat adalah Keliseranya diper gunakan untuk menusuk, pada Perisai Dorsal (Skutum) ditemukan setae (rambut seperti bulu) berjumlah 5 helai, dan sepasang “sensilai”, Stigamata kurang jelas terlihat

Spesies : (1) Trombicula (Neotrombicula) autumnalis, (2). T. akamushi, (3). T. delhiensis, (4) T. sarcina (5) T. alfreddugesi (6), T. splenden, dan (7) T. batatas

FAMILI

DEMODICIDAE

Genus

DEMODEX

Adalah kelompok tungau kudis yang khusus hidup di dalam folikel rambut dan kelenjar sebacea (kelenjar minyak) mamalia, menyebabkan demodekosis atau kudis folikel.

Bentuk tubuhnya memanjang seperti cerutu, biasanya berukuran 0,25 mm, memiliki kepala, torak ditemukan 4 pasang kaki gemuk pendek dan pada ujungnya ditemukan cakar yag tumpul, abdomennya memanjang dan ditemukan garis-garis tranversal pada permukaan ventral dan, Alat mulut yang jelas terlihat adalah : sepasang palpus maksilaris, kelisera dan hypostomanya tidak berpasangan. Penis menonjol pada sisi dorsal torak tungau jantan dan pulva pada sisi ventral torak tungau betina

Siklus hidup : lengkap diselesaikan dalam 18 – 24 hari. Tungau jantan berpredileksi dekat dengan permukaan kulit, setelah fertilisasi betina akan meletakkan telurnya sejumlah 20 – 24 butir dalam Folikel rambut

Sub-ordo

SARCOPTIFORMES

Sub-ordo ini mencakup spesies yang hidup bebas yang berukuran sangat kecil, hanya beberapa spesies saja bersifat parasitik atau sebagai vektor penyakit. Kakinya seringkali mengelompok menjadi 2 kelompok yang memiliki masing-masing 2 pasang kaki, pada stadium Nimfa dan Dewasa. Kaki sering diakhiri oleh alat penghisap (“sucker”), cakar atau rambut, tidak memiliki Stigmata

Dasar identifikasi : alat perlekatan ditemukan pada kaki ke berapa dan duri pada tubuh. Alat perlekatan (“sucker”) sama dengan Pulpilus pada Caplak keras, sering juga disebut Pretarsus dihubungkan oleh tangkai yang disebut Pedikel.

Sub ordo Sarcoptiformes yang penting dipelajari untuk Kedokteran Hewan adalah : (1) Famili Sarcoptidae dan (2) Famili Psoroptidae.

Perbedaan Umum

FAMILI SARCOPTIDAE dg PSOROPTIDAE

PERBEDAAN

SARCOPTIDAE

PSOROPTIDAE

Bentuk

Bulat

Oval

Predileksi

Hidup dengan membuat terowongan didalam kulit

Hidup bebas

Ukuran kaki

Pasangan kaki ke-3 dan ke-4 tidak melewati tepi tubuhnya dilihat dari dorsal

Semua pasangan kaki melewati tepi tubuhnya dilihat dari dorsal

Pedikel

Tidak bersegmen

Ada yang bersegmen

Kitin Epimeres

Tidak jelas

Jelas

FAMILI

SARCOPTIDAE

Dari famili ini genus yang terpenting antara lain : (1) Sarcoptes penyebab skabies pada mamalia dan kudis sarcoptik pada : domba, kambing, sapi, babi, kuda, anjing, kelinci dan beberapa hewan lainnya. (2) Notoedres, menyebabkan kudis notoedrik pada kucing, kelinci dan tikus, (3) Cnemidocoptes, menyebabkan kaki kapur (C. mutans) dan penyakit gatal “depluming” pada ayam

GENUS

SARCOPES

Bentuknya mengarah bulat (sirkuler), kulitnya bersisik dan bercelah, ditemukan duri-duri, dan bentukan segitiga, dua bulu ventral terletak diatas prodosoma. (Kaki pendek, pasangan kaki ke-3 dan ke-4 tidak melewati tepi tubuhnya dilihat dari atas. Jantan memiliki alat penghisap seperti lonceng disebut Karunkula pada tarsus kaki ke-1, ke-2 dan ke-4 dan pasangan kaki ke-1 dan ke-2 pada yang betina , sedangkan pasangan kaki ke-3 pada yang jantan dan ke-3 dan ke-4 pada yag betina berakhir dengan rambut. Tangkai karunkula disebut Pedikel tidak bersegmen, Anusnya terletak disebelah terminal. Jantan tidak memiliki penghisap adanal (“Adanal sucker”), ditemukan “Apodemes” (celah diantara koksa kaki) dimulai dari koksa kaki ke-1 memanjang kebagian sentral sehingga berbentuk seperti huruf Y

Spesies Sarcoptes scabiei, bentuknya sangat kecil, tepi tubuhnya bundar (sirkuler) yang tidak teratur. Tungau betina berukuran 330 – 600 X 250 – 400 mikron dan tungau jantan berukuran 200 – 240 X 150 – 200 mikron. Pasangan kaki ke-3 dan ke-4 pada kedua jenis kelamin tidak menonjol melewati tepi tubuhnya. Pada permukaan ventral tubuh ditemukan “Epimeres” (kitin yang ditemukan diantara koksa kaki). Permukaan dorsal terbungkus oleh kulit yang bergaris tranversal dan ditemukan lepeng yang berbentuk segi tiga. Pada tungau betina pada bagian dorsal sebelah atas ditemukan 3 pasang duri pendek dan dibagian belakang ditemukan 6 duri panjang diantara beberapa rambut, menyebabkan kudis sarkoptik pada anjing, babi, manusia, biri-biri, kuda dan sapi

Siklus hidup, Tungau betina menggali liang membuat terowongan kedalam kulit dan meletakkan telurnya berjumlah 40 – 50 telur di dalam terowongan, 1 – 2 butir setiap kali bertelur sebanyak 3 – 5 kali setiap hari, setelah 3 – 5 hari kemudian telur akan menetas dan keluarlah larva yang berkaki 6 buah (3 pasang), beberapa dari larva akan keluar dari liang persmbunyiannya dan berkeliaran diatas permukaan kulit dan yang lainnya kadang-kadang akan menetap tidalam terowongan dan berkembang menjadi nimfa yang memiliki 8 buah (4 pasang) kaki. Nimfa akan tetap hidup didalam terowogan atau ada yang akan membikin kantong (terowongan baru) dan akhirnya berkembang menjadi dewasa. Suiklus hidup diselesaikan dalam 17 hari

Genus

NOTOEDRES

Genus Notoedres mirip dengan Sarcoptes, tubuhnya berbentuk membulat yang membedakan Cuma ANUSnya ter- letak disebelah dorsal terpisah dari tepi tubuh posterior (Sarcoptes terletak terminal), pada permukaan dorsal tubuh tidak ditemukan bentukan yang lancip

Spesies : (1). N. cati, menginfestasi kucing, tetapi bisa juga pada kelinci, (2) N. muris menginfestasi tikus, (3). N. oudemansi menginfestasi tikus.

GENUS

CNEMIDOCOPTES

Hampir mirip dengan Sarcoptes, tetapi tidak memiliki duri diatas permukaan tubuh, hanya ditemukan sisik yang tidak teratur, ditemukan dua kelompok kitin berbentuk batang mulai dari bagian akhir pedipalpus menuju bagian akhir dari kaki bersatu dengan yang tranversal. Jantan, pada semua kaki ditemukan alat penghisap yang berbentuk gemuk pendek dan tidak ada sama sekali pada yang Betina, Apodemes dimulai dari diantara koksa kaki ke-1 pada yang Betina terpisah, sedangkan pada yang jantan bergabung

Spesies : (1). C. galliae , tungau membuat liang pada kulit dekat tangkai bulu, (2). C. mutans menyebabkan kaki kapur pada ayam, (3). C. pilae, menyebabkan kaki kapur pada parkit dan betet, (4) C. jamaicensis menyebabkan kaki kapur pada jenis murai

FAMILI

PSOROPTIDAE

Klasifikasi : Genus yang penting dari Famili Psoroptidae antara lain : (Psoroptes, menyebabkan kudis Psoroptik pada domba, kambing, sapi dan kuda, (2) Otodectes, menyebabkan kudis Otodectik pada : anjing, kucing dan musang, (3) Chorioptes, menyebabkan kudis Chorioptik pada kuda dan sapi.

Tungau tidak menggali lubang ke dalam kulit, tetapi berparasit diluar permukaan kulit. Tubuhnya oval, tidak memiliki duri dorsal, tidak memiliki rambut dorsal pada prodosoma dan kakinya panjang dan menonjol melewati tepi tubuhnya. Memiliki alat penghisap berbentuk lonceng disebut caruncula dengan tangkai disebut pedikel pada tarsus pada beberapa atau semua kaki. Pedikel panjang tersusun oleh 3 segmen (Psoroptes) pendek dan tidak bersegmen pada (Otodectes dan Chorioptes). Anus terletak pada ujung posterior (terminal), tungau jantan memeiliki penghisap adanal (“adanal sucker”). Tepi posterior dari abdomen pada tungau jantan memanjang terbagi menjadi dua lobus yang menyolok pada spesies dari genus Psoroptes dan Chorioptes, tetapi tidak menyolok pada spesies dari genus Otodectes . Kitin epimeres jelas, tetapi tidak ada bekasnya pada spesies dari Sarcoptidae.

Genus

PSOROPTES

Genus ini anggotanya, secara morfologi mirip dengan Sar- coptidae, tetapi untuk membeda- kannya : bentuk-nya oval dan kaki nya panjang se-mua melewati tepi tubunya, alat peng hisap pada tarsus memiliki pedikel yang bersegmen (tersusun oleh 3 Segmen. Jantan me-miliki alat penghisap dengan tangkai (Pedikel) yang tersusun oleh tiga segmen pada kaki ke-1, ke-2 dan ke-3 dan Betina pada kaki ke-1, ke-2 dan ke-4 ,selain itu juga memiliki sepasang lobus pada bagian belakang tubuh dan sepasang alat penghisap kopulasi, predileksinya dipermukaan kulit dilindungi oleh rambut, wool atau liang telinga

Spesies : (1) P. ovis , menginfestasi tubuh domba dan mungkin sapi, (2) P. equi menginfestasi tubuh kuda dan mungkin keledai atau bagal, (3) P. natalensis menginfestasi tubuh sapi domestik, (4). P. cervinus (sinonim: cervinae) menginfestasi domba, (5). P. cuniculi menginfestasi telinga kelinci, kambing, domba, kuda, keledae, (6). P. bovis menginfestasi sapi, (7) P. caprae menginfestasi kambing, (8). P. hippotis pada telinga kuda.

Genus

CHORIOPTES

Bentuknya oval, keempat pasang kakinya panjang dan melewati tepi tubuhnya, Alat penghisap ditemukan pada semua kaki tungau jantan, tetapi pada pasangan kaki terakhir sangat kecil, sedangkan tungau betina alat penghisap ditemukan hanya pada kaki ke-1, ke-2 dan ke-4. Alat penghisap memiliki tangkai (Pedikel) yang tidak bersegmen. Pasangan kaki ke-4 pada yang betina panjang, sedangkan pada yang jantan pendek. Pada yang jantan juga ditemukan lobus abdominal (seperti menara kecil) yang ditemukan beberapa rambut pada tepi posterior tubuh, selain itu juga ditemukan penghisap adanal

Spesies : C. equi (kuda), ovis (domba), caprae (kambing), cuniculi (kelinci) menginfestasi bagian kulir luar

Genus

OTODECTES

Berbentuk oval, keempat pasang kaki melewati tepi tubuhnya, Morfologinya mirip dengan Chorioptes, memiliki Alat Penghisap dengan tangkai (pedikel) pendek yang tidak bersegmen pada kaki ke-1 dan ke-2 pada yang betina dan semua kaki pada yang jantan. Pasangan kaki ke-4 pada yang betina kecil dan tidak memiliki alat penghisap.

Spesies : O. cynotis menginfestasi telinga anjing, kucing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar